Friday, February 18, 2011

Suka Cita dan Dahaga Ego

Kicauan burung di luar jendela yg selalu menemani pagi hari dan siang hari yang terkadang hidup ini rasanya ingin selalu damai dan berjalan dengan baik. Kasur yang lama tertinggal dan sekarang kembali lage menemani aku di malam dan di hari2 yang lelah membuat diriku mulai membiasakan diri lagi di negri tetangga ini untuk terakhir kalinya. Bali2, pulau seribu pura yang selalu ku ingat dan kudambakan untuk di nikmati sudah harus ku tinggalkan, walaupun rasanya tidak pengen di lepas begitu aja dari telapak kakiku yang ingin selalu mengitari tanah2 yang penuh dengan misteri dan kecantikan yang tiada taranya. Setidaknya ada kenangan yang bisa di bawa kemana2.
Realita emang menyakitkan terkadang, tetapi itulah yang terkadang yang harus siap di nikmatin. Emang dari awal aku sudah harus bersiap untuk menerima realita yang terkadang menyakitkan dan itu yang harus di bawa kemana2. Entah mengapa kok berita yang sedikit menyenangkan dan menyeleneh membuat bulu kuduku terbangun untuk terus bertanya apakah itu benar dia katakan atau ada maksud lain di balik semua itu. Mungkin kalau di lihat dari karakternya sudah ketebak apa yang kau mau tapi jalan yang kamu pilih rasanya kok bisa mengatakan hal yang memberikan janji palsu sang bisa terjadi atau tidak. Ya setidaknya ada suatu celah sebuah buah yang selama ini ia pendam dan alhasil tidak membuahkan hasil sehingga kembali lagi ke asal muasal dia mendapatkan benihnya itu.

Semua tidak bisa di tebak begitu saja, tetapi perbuatan yang selama ini di lakukan itu bisa di tebak apa yang akan di hasilkan kemudian harinya. Semoga apa yang berjalan nanti bisa menunjukan jalan cerah.

No comments:

Post a Comment